Blem.com: Opini

Senin, Februari 18, 2013

Opini

Dari Facebook, Untuk Indonesia
Oleh: Badrun Lana El-Muna
(Ketua Umum HIMA-TH IAIN Syekh Nurjati Cirebon)

            Merupakan suatu hal yang tidak bisa dipungkiri adalah bahwa terwujudnya Munas Tafsir Hadis adalah berawal dari perjalanan panjang pencariaan para mahasiswa jurusan Tafsir Hadis seluruh Indonesia  di facebook. Langkah awal sudah membuktikan bahwa facebook ternyata tidak hanya berarti sebagai alat untuk hiburan. Lebih dari itu ia juga sebagai alat unuk berkomunikasi dan silaturahmi antar sesama.
Munas yang baru dilaksanaka beberapa hari yang lalu itu merupakan merupakan sebuah usaha mewujudkan jurusan Tafsir Hadis di Nusantara agar lebih baik dari sebelumnya. Pada Munas itu, setidaknya ada satu problem besar yang menghantui jurusan Tafsir Hadis yaitu kurangnya minat calon mahasiswa untuk mengambil jurusan ini. Kondisi seperti ini lambat laun akan menimbulkan problem yang sangat serius jika hanya dibiarkan. Alasan yang paling prinsip kurangnya minat tersebut adalah masalah prospek kerja atau lapangan pekerjaan yang sempit. Dimana tidak seperti jurusan-jurusan yang lain yang memang sudah disediakan lapangan pekerjaan. Dari satu problem dan satu alasan itu pula pada ahirnya akan membawa kita pada ranah berfikir logis bagaimana menyelesaikan menyelesaikan masalah itu.
Asumsi yang beredar di masyarakat bahwa al-Qur’an dan Hadis adalah sumber dari berbagai hal yang mengandung semua aspek kehidupan. Seharusnya, ini juga berbanding lurus dengan minat masyarakat pada jurusan ini, akan tetapi jika yang terjadi adalah sebaliknya, maka, tentu harus ada penelurusan dan pemecahan masalah yang serius. Untuk menyelesaikan masalah itu, setidaknya ada beberapa hal yang harus dilakukan diantaranya:
            Pertama: Kontrol SDM. Dalam hal ini, sebagai penyelenggara harus punya monitoring terhadap kemampuan mahasiswa. Alasanya kenapa? Karena bagaimanapun baiknya sebuah sistem, jika pelaksananya (Dosen dan mahasiswa) memiliki SDM yang rendah, maka sistem itu seakan tidak berfungsi –untuk tidak mengatakan tidak berguna- karena selalu target yang harus dicapai adalah bagaimana in put mahasiswanya merupakan mereka yang berkualitas yang baik sehingga out put nya pun akan menghasilkan sarjana yang kompeten sebagai bukti dari keberhasilan akademiknya.
            Dalam proses pencapaian tersebut, menuntut adanya keseriusan dari semua pihak terutama tim pendidik -dosen- agar bisa mengarahkan mahasiswanya untuk lebih meningkatkan belajar. Usaha tersebut disusul pula oleh mahasiswa yang sejatinya harus memiliki tekad yang bulat dalam belajar guna pencapaian rencana tersebut.
            Kedua: Peningkatan karya tulis ilmiah. Sebuah bukti dari keseriusan study serta bagian dari titik keberhasilan study adalah adanya karya ilmiah yang dihasilkan. Mengingat kompleksitas masalah yang perlu diselesaikan, maka, tentu ini adalah tugas kita yang mendalami sumber utama (Qur’an & Hadis) untuk menyelesaikanya. Tidak terwujudnya karya-karya ilmiah sebagai penjawab persoalan umat adalah masalah yang serius. Karena hal ini berarti pula bahwa hasil dari perkuliyahan pun perlu dipertanyakan. Untuk itu, penyediaan wadah kegiatan yang berkaitan dengan itu pun perlu dilakukan. Misalnya dengan mengadakan perlombaan karya tulis ilmiah, pelatihan jurnalistik ataupun hal-hal lain yang mengarah pada tujuan itu.
            Ketiga: Sarana dan prasarana. Pada dasarnya, kedua kedua hal diatas merupakan hal yang sangat urgen yang sedikit terlupakan. Akan tetapi, satu hal yang mendukung kedua hal itu adalah sarana dan prasarana. Karena itu, sebagaimana yang diresahkan oleh beberapa kampus di nusantara adalah minimnya sarana dan prasarana yang menunjang seperti halnya perpustakaan yang memiliki kitab-kitab yang mendukung, serta laboratorium Qur’an yang belum dimiliki oleh berbagai kampus di nusantara.
            Keempat: Terwujudnya pendidikan berbasis moral. Seberapapun tinggi pendidikan seseorang, tetap akan diukur dari seberapa baik moralitasnya. Lebih lagi bagi mahasiswa jurusan Tafsir Hadis, yang secara intens menggeluti al-Qur’an dan Hadis, tentu merupakan satu hal yang logis menampilkan moralitas yang sesuai dengan ke-Tafsir Hadisan-nya.
Jika keempat hal diatas bisa dilaksanakan, maka setidaknya para lulusan yang dihasilkan merupakan sarjana yang berkompeten yang dapat menyelesaikan permasalahan umat dengan bijak dan moralitas yang baik pula. Hal ini setidaknya akan mejadi daya tarik tersendiri bagi halayak orang banyak. Maka, jika hal ini yang terjadi, masalah yang selama ini menghantui kita sedikit demi sedikit akan terpecahkan. Termasuk jika hal itu juga terwujudkan, maka akan membuka pula lapangan pekerjaan baru bagi para lulusan dengan terjun langsung ke masyarakat ataupun dengan cara membuat kreativitas Qur’ani berupa produk-produk baru yang penuh dengan inspirasi. Dengan demikian, apa yang pada saat Munas banyak dibahas akan memberikan kontribusi bagi kemajuan bangsa. Dari setitik usaha melalui media, akan memberikan perubahan bagi Indonesia.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar