Pada dasarnya kehidupan ini selalu memiliki dua sisi yang berbeda.
Baik, jelek. Laki-laki, dan perempuan, ketaatan dan maksiat serta seterusnya.
Semuanya memiliki sisi positif dan sisi negatif. Oleh karenanya, kita sebagai manusia berakal agar dapat
memilah-milah mana yang baik dan mana yang buruk. Yang baik harus dilakukan,
sedangkan yang buruk harus ditinggal. Demikian halnya dengan maksiat kepada
Allah juga harus dijauhi oleh setiap insan. Akan tetapi, meskipun demikian,
menjalani ketaatan itu lebih sulit daripada meninggalkan maksiat. Oleh
karenanya pahala yang diberikan pun lebih besar daripada menjalankan ketaatan.
Hal ini dikarenakan ketaatan itu dapat dilakukan oleh setiap orang, akan tetapi
meninggalkan maksiat hanya dapat dilakukan oleh orang-orang yang saleh.
Yaitu orang-orang yang senantiasa menjauhkan hati mereka dari keruhnya
perbuatan maksiat demi mencapai keridhoan tuhannya.
Dalam hal ini
rasulullah Saw. bersabda “Muhajir adalah orang yang meninggalkan keburukan
sedangkan mujahid adalah orang yang meninggalkan hawa nafsu”. Dalam riwayat
Tirmidzi dan Ibnu Hibban dikatakan bahwa : Muhajir adalah orang yang melawan
hawa nafsunya, yakni menekan nafsunya yang buruk untuk
melakukan ketaatan dan menjauhi maksiat. Jihad melawan hawa nafsu adalah puncak
dari semua jihad, sebab jika kita tidak bisa melawannya, maka kita pun tidak
bisa melawan musuh. Dengan demikian maka sejatinya menjauhi maksiat merupakan
tugas dari seumua orang. Adapun tentara hawa nafsu ada sepuluh yaitu: dengki,
kesewenang-wenangan, sombong, dendam, tipu daya, was-was, melawan
perintah,berburuk sangka dan suka mendebat. Demikian yang dikatakan oleh
al-Hamdani.[1]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar