Manusia dengan segala kodratnya tentu
memiliki beberapa karakter yang dapat menjadikan dia dianggap sebagai orang
baik, serta beberapa karakter yang dapat mengindikasikan bahwa dirinya adalah
orang yang kurang baik. Ini merupakan sebuah konsekuensi wajib dari adanya
surga dan neraka. Kalau semua orang
baik, maka untuk apa Allah membuat neraka? Atau jika sebaliknya, jika semua orang itu jelek, maka apalah artinya
surga diciptakan. Oleh karenanya, Allah
berikan koridor-koridor tertentu agar manusia dapat berjalan sesuai
dengan rel yang telah ditentukan. Kalaupun pada akhirnya manusia keluar dari
rel yang telah ditentukan, maka sungguh Allah adalah maha pengampun yang siap
dimintai ampunan oleh hambaNya.
Meskipun demikian, bukan berati kita
diperbolehkan dengan sesuka hati untuk menikmati indahnya dunia ini tanpa
berfikir panjang untuk bekal hidup di akhirat kelak. Secara kodrati manusia
dapat memiliki dua sisi yaitu positif dan negatif. Namun batasan-batasan yang
telah ditentukan oleh Tuhan kiranya menjadi acuan hidup manusia
dalam mengukir sejarah kehidupan.
Oleh karenanya, boleh dikatakan bahwa
tidak ada yang sempurna di dunia ini. Bahkan hal ini bukan lagi menjadi
argumen, melainkan fakta yang tidak terbantahkan. Banyak kasus yang menimpa
atau bahkan menghingapi dalam diri manusia dewasa ini. Salah menyalahkan adalah
hal yang sudah terbiasa kita pertontonkan dalam dunia nyata ini. Perbedaan argumentasi
menjadikan perselisihan. Perselisihan yang berujung pada pertikaian tanpa batas.
Pertikaian yang berahir pada penghancuran martabat dan nama baik. Sungguh,
dunia ini penuh dengan duri kehidupan yang begitu tak terelakkan. Oleh karenanya, wahai orang sempurna, katakanlah
pada diri anda sendiri bahwa ego telah meluluhlantahkan derajat anda sebagai
manusia pada level yang serendah-rendahnya. Padahal, meski ketinggian nafsu
yang seakan ingin ditampakkan,itu hanya sebatas kata-kata yang tak terbukti.
Maka dengan demikian, manusia sempurna adalah anda sendiri. Anda sebagai
individu tentu tidak akan merasa bahwa apa yang anda kerjakan merupakan
kesalahan. Selagi tidak ada yang menyalahkan.
Lalu, benarkah?
Ya, manusia tentu akan merasa bahwa
dirinya adalah yang paling sempurna. Selain dirinya,tak layak mendapatkan
pujian. Selain dirinya, tentu semua terlihat hitam pekat menjijikan. Hal ini
berlaku bagi
siapa saja. Tidak melihat status sosial dan seberapa tinggi ilmunya. Maka hanya
mereka yang bertakwalah yang akan merasa bahwa kebenaran sejati adalah milik
Tuhan. Merasa bahwa kesempurnaan merupakan hak mutlak milik Allah. Bahkan, manusia
tak sedikitpun diberi keleluasaan untuk memilikinya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar