“SANTRI”
Nama yang disematkan pada pelajar
pesantren yang menggeluti ilmu-ilmu agama. Dengan kondisi apa dan bagaimanapun,
setiap pelajar yang mencari "kaweruh" ilmu di pesantren akan secara
otomatis mendapat gelar itu.
Namun, apakah gelar itu bisa dibanggakan?
bagi sebagian orang ya, namun bagi sebagian yang lain sepertinya sematan itu malah membuatnya
malu. Kok bisa? karena ada asumsi miring di masyarakat yang menganggap remeh
para santri. Dengan asumsi santri hanya bisa pake sarung, baca quran sepertinya
itu dianggap terbelakang. kuno dan bahkan bukan termasuk manusia modern.
hahaiiii. manusia modern hanya dipandang dari sisi duniawi, Hp keren, pake
laptop, pake jas, berdsi, pakaian necis dan sebagainya. Sementara pemandangan
yang berbeda tampak jelas. Demikianlah nasib mereka sehingga mereka sepertinya
kikuk mengungkap begronnya. Padahal dibalik semua itu, santri telah merubah
wajah dunia ini menjadi modern. Perjuangan santri demi hal itu membuktikan
bahwa sarungan tidak berarti kolot, pakai peci bukan berarti kuno, namun
sebaliknya bahwa diatas semua itu telah melahirkan manusia sejati yang
mengemban perubahan moralitas umat manusia.
Ditengah hiruk pikkuknya dunia yang
telah amburadul tak beraturan, marilah kita berfikir bahwa siapakah yang akan menanggung
kebejatan moral manusia modern? Disinilah ladang santri. Santri tak butuh
departemen khusus yang disediakan oleh pemerintah. Ataupun kementrian khusus
yang menempatkan mereka-mereka dalam meja
pemerintahan. Sebab kekuatan terbesar bagi santri adalah masyarakat. departemen
kemasyarakatan. Departemen akhlakul karimah yang langsung dibawah komando
al-quran, sunnah nabi, serta fatwa para ulama.
Kiranya, manusia memahami, bahwa sisi
"KAMPUNGAN" seorang santri bukanlah karena ia bukanlah manusia modern.
Bahkan sebaliknya, kampungannya merupakan bukti kemodernnanya yang telah dapat
memahami masyarakat dari sisi tertentu. dengan tampak seperti kampungan,
sebenarnya pertanda bahwa inilah kesiapan mereka untuk terjun langsung blusukan
ke kampung-kampung tanpa harus dengan pencitraan yang dibesar-besarkan.
Sederhana namun mempesona. Mempesona juga menggeloran penuh ambisi perubahan.
Salam
santri.....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar