Imam Bukhori
Bagi kalangan akademisi, lebih khususnya bagi mahasiswa atudy hadis
imam bukhori adalah seoa=rang tokoh yang sudah tidak asing lagi. Kiprah beliau
sudah begitu banyak dan tak terhitung jumlahnya. Dalam hal hadis, beliau adalah
orang yang sudah sangat terkenal. Akan tetapi disini penulis akan mencoba
mengangkat ulang tentang beliau sebagai wujud apresiasi atas kegemilangan karya
serta kiprahnya terhadap hadis.
Nama lengkap dari Imam Bukhori
adalah Abu Abdullah Muhammad bin Ismail bin Al Mughirah bin Bardizbah Al
Bukhari Al Ju’fi. Akan tetapi beliau lebih terkenal dengan sebutan Imam
Bukhari, karena sebagai nisbat dari tempat kelahiran beliau yaitu di kota Bukhara , Turkistan .
Suatu keistimewaan dari beliau adalah ketika baru berusia sepuluh
tahun, Al Imam Al Bukhari sudah mulai menuntut ilmu, beliau juga melakukan
pengembaraan ke kota-kota besar seperti: Balkh ,
Naisabur, Rayy, Baghdad ,
Bashrah, Kufah, Makkah, Mesir, dan Syam.
Oleh karenanya, beliau
mempunya Guru-guru beliau banyak sekali jumlahnya. Di antara mereka yang
sangat terkenal adalah Abu ‘Ashim An-Nabiil, Al Anshari, Makki bin Ibrahim,
Ubaidaillah bin Musa, Abu Al Mughirah, ‘Abdan bin ‘Utsman, ‘Ali bin Al Hasan
bin Syaqiq, Shadaqah bin Al Fadhl, Abdurrahman bin Hammad Asy-Syu’aisi,
Muhammad bin ‘Ar’arah, Hajjaj bin Minhaal, Badal bin Al Muhabbir, Abdullah bin
Raja’, Khalid bin Makhlad, Thalq bin Ghannaam, Abdurrahman Al Muqri’, Khallad
bin Yahya, Abdul ‘Azizi Al Uwaisi, Abu Al Yaman, ‘Ali bin Al Madini, Ishaq bin
Rahawaih, Nu’aim bin Hammad, Al Imam Ahmad bin Hanbal, dan sederet imam dan
ulama ahlul hadits lainnya.
Karena kecerdasan hafalanya, al-Bukhori sangat faham sekaligus apa
yang telah beliau tuliskan dalam kitabnya. Sebgaiamana beliau berkata bahwa ia
hafal seratus ribu hadis beserta sanad dan matanya tanpa sedikitpun yang
terlupakan. Beliau juga punya murid yang sangat banyak dan tak terbilang
jumlahya. Namun, diantara murid beliau yang paling terkenala adalah Imam
Muslim, penyusun kitab Shohih muslim.
Al Imam Al Bukhari mempunyai karya besar di bidang hadits yaitu
kitab beliau yang diberi judul Al Jami’ atau yang sering dikenal dengan nama
Ash-Shahih atau Shahih Al Bukhari. Hubungannya dengan kitab tersebut, ada
seorang ulama besar ahli fikih, yaitu Abu Zaid Al Marwazi menuturkan, “Suatu
ketika saya tertidur pada sebuah tempat (dekat Ka’bah –ed) di antara Rukun
Yamani dan Maqam Ibrahim. Di dalam tidur saya bermimpi melihat Nabi
Shallallaahu ‘Alaihi Wasallam. Beliau berkata kepada saya, “Hai Abu Zaid,
sampai kapan engaku mempelajari kitab Asy-Syafi’i, sementara engkau tidak
mempelajari kitabku? Saya berkata, “Wahai Baginda Rasulullah, kitab apa yang
Baginda maksud?” Rasulullah menjawab, “ Kitab Jami’ karya Muhammad bin Ismail”.
Karya Al Imam Al Bukhari yang lain yang terkenal adalah kita At-Tarikh yang
berisi tentang hal-ihwal para sahabat dan tabi’in serta ucapan-ucapan
(pendapat-pendapat) mereka. Di bidang akhlak belau menyusun kitab Al Adab Al
Mufrad. Dan di bidang akidah beliau menyusun kitab Khalqu Af’aal Al Ibaad.
Kecerdasan Imam Bukhori dalam masalah hadis tersebut banyak yang
menyanjungnya. Baik dari kalangan ulama, ataupun orang biasa. Anugrah yang
Allah berikan memang sangat membuat dunia islam terkagum-kagum akan karya
beliau. Bahkan menurut jumhur ulama mengatakan bahwa kitab shohih Bukhori
adalah kitab paling shohih stelah al-Qur’an.
Disamping kecerdasan beliau, ketakwaan dan keshalihan Al Imam Al
Bukhari merupakan sisi lain yang tak pantas dilupakan.
Untuk mengumpulkan dan menyeleksi hadits shahih, Imam Bukhari
menghabiskan waktu selama 16 tahun untuk mengunjungi berbagai kota-kota
sebagaimana disebutkan diatas guna menemui para perawi hadits, mengumpulkan dan
menyeleksi haditsnya. Di Baghdad, Bukhari sering bertemu dan berdiskusi dengan
ulama besar Imam Ahmad bin Hanbali. Dari sejumlah kota-kota itu, ia bertemu
dengan 80.000 perawi. Dari merekalah beliau mengumpulkan dan menghafal satu
juta hadits.
Namun tidak semua hadits yang ia hafal kemudian diriwayatkan,
melainkan terlebih dahulu diseleksi dengan seleksi yang sangat ketat
diantaranya apakah sanad (riwayat) dari hadits tersebut bersambung dan apakah
perawi (periwayat/pembawa) hadits itu tepercaya dan tsiqqah (kuat). Menurut
Ibnu Hajar Al Asqalani, akhirnya Bukhari menuliskan sebanyak 9082 hadis dalam karya
monumentalnya Al Jami’al-Shahil yang dikenal sebagai Shahih Bukhari.
Pada akhirnya, kita selaku umat yang terlahir setelah
beliau, dianjurkan untuk lebih mendalami lagi karya-karya yang telah ditelorkan
atas jerih payah para muhaddisin tersebut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar