TAKDIR
Riuh gemuruh angin malam
Mengusik hati
Untuk lagi dekati
Walau hati kian membeku
Luluh lebur kian menyatu
Nurani bilang tuk apa lagi
Berjuta rasa telah kusimpan
Meronta ditengah kegelapan
Tangisan rindu tuk dekap hatiku
Walau berat
Rasapun mulai menggebu
Karna hati kian menyatu
Takdir
Hanya karna Mu
Ku bisa jalani jalan yang berliku
TAKAN LAGI
Segumpal mendung buah kesepian
Gerimis merintis
Banjiri hitam putihnya kelopak
Berjuta misi penuhi ingatan
Sekarang
Seakan terhapus dibanjirinya
Meski senyum sesalpun ada
Teringat dulu tangisan pilu
Menyeret hati
Berbisik rindu
Takan lagi
Kujatuh bangun bagai lelatu
Meski derita Menghujam kalbu
Gedonan,24 desember 2008
Ahmad badruddin
KITA
Indah
Itulah yang kurasakan
Saat kau memperhatikanku
Gelisah
Itulah yang terpancar
Saat kau tak bersamaku
Namun kini
Kegelisahan itu
Pastikan melanda diriku
Karna kau
Mungkin sudah tak seperti dulu lagi
Persoalan
Seringkali muncul
Dalam hubungan kita
Perdebatan
Sering kali hadir
Dalam perbincangan kita
Sampai kapan kita harus
Merasakan semua itu?
Tidak cukup
Perseteruan yang sering terjadi
Antara kita?
Yulia nur wahdah
NAFSU
Kuhalau hujan walau kubasah
Kuterjang ombak meski gelisah
Melawan nafsu untuk membisu
Sadarkan hati untuk kembali
Jumpaku lagi
Padanya yang tak mengerti
Berbalut cinta
untuk selamanya
sedikit kuturuti
kegelisahan kadang kutemui
Gedongan,24 desember 2008
KEMBALILAH!
Kukenal cinta
Kerentaan hati telah kurasa
Sejak kupeluk dirinya
Kefasikan tercampakan
Penuhi nafsu sejuta angan
Mengikis pribadi membutakan hati
Tingginya angan
Lalaikan kehambaan
Jauhnya hayalan
Melupakan hakikat cinta
Nurani kini hampa
Kerapuhan sendi-sendi keimanan
Terus merongrong jiwa
Sayup-sayup melambaikan
Kepergianya meski tak kuinginkan
Kembalilah!
Kuingin selalu bersamamu
Meski cinta begitu dasyatnya
Kukan setia menegarkan jiwa
Meski kerapuhan telah menimpa
Bangkitlah!
Hingga pada akhirnya
Gedongan,31 januari 2009
GEDUNG SETENGAH JADI
Sejengkal tanah menjadi saksi
Gigihnya tekad tegakkan islam
Namun kini ia membisu
Tiada seorangpun yang menyapanya
Panas dingin
Bukanlah pengalaman
Lebih ngeri adalah kebiasaan
Tubuh telanjang tanpa busana
Semua terbuka
Kopiah tak punya
GAZA
Agresi militer porandakan Gaza
Hancurkan gedung ribuan nyawa
Melayang tanpa dosa
Anak – anak kecil korban kekejaman
Disana – sini muncul keresahan
Belum lagi para wanita
Akan menantang namun tak kuasa
Darahpun bersimbah di seantero kota
Ricuh gemuruh di belahan dunia
Untuk hentikan penderitaan Gaza
D
D
Israel teroris dunia
Nekad bom bardir umat manusia
LALAI
Kala sunyi menghampiri
Kurenda mantra
Dalam alunan cinta
Memenuhi kehampaan
Kerentaan nurani
Setetes air mata membasahi pipi
Karena teringat
Lalainya nurani
Kepada sebaik dzat
Tempat hamba mengabdi
Aku lalai di belaian cintaNya
SATU PINTAKU
Ku terdiam
Tak tahu mengapa
Meski hati tak membenci
Namun mulut ini
Terasa berat untuk berkata
Memutar fakta
Menyampakan raut
Yang tak sesungguhnya
Meski telah kumiliki
Namun hati terasa sunyi
Sapaan kasih tak juga ku temui
Apalagi ucapan kata – kata
Sekarang tak lagi ada
Penawar rindu mengatakan cinta
Sayup – sayup mengikis rasa
Semakin hari sapa tak jumpa
Walau mimpi terus maembayangi
Misi perjalanan
Membumbung tinggi
Dari luapan hati
Untuk tak lagi mengulangi
Hanya satu pintaku
Dari bibir indahmu
Kau keluarkan namaku
Meski dia telah tersembunyi
Dilubuk hati
Namun kemunculannya
Kian ku nanti
Tapi sayang sungguh sayang
Engkau membisu melihatku
Gedongan, 11 januari 2009
Ahmad badruddin
TABIR KEBISUAN
Menukik fakta
Engkau padaku
Ku susulkan diri ini
Meski hanya menjelmakan rasa
Menanti datang seruan cinta
Bukan ku tak percaya
Ataupun tak menerima semua yang ada
Tapi relung hati yang tersembunyi
Memaparkan rasa untaian mimpi
Indah dalam bayangku
Akan kuta rasakan
Jika semua impian kita
Menjadi fakta dan realita
Seppucuk surat engkau berikan
Beribu harapan
Lulukan kebisuan
Namun tabir telah terkokohkan
Diripun tersipu
Meskipun mau
Gedongan 14 januari, 2009
TANYA
Kata orang
Negriku subur
Kata orang
Bangsa ku makmur
Kata orang
Nusa ini teratur
Tapi mengapa
Pertanian mundur
Sebab apa
Perekonomian hancur
Lalu bagaimana
Pejabat pejabat yang membaur
ISTIKHOROH
Dari takbir
Hingga salam ku jalani
Mencari ridho jawaban mimpi
Menanyakan sesuatu
Tentang sidoi
Meski percaya sedikit sirna
Namun benih
Telah bercokol di dalamnya
Apa mau dikata
Semai dahulu
Telah ku tanamnya
Dari mimpi ku yakini
Sang pencipta mengizini
Dengan syarat untuk hati-hati
Karena dia sepenuhnya
Belum aku miliki
Kudekap kembali dirinya
Meski kerapuhan cinta
Telah aku jumpai
Akupun berenang mengarunginya
Gedongan 25 desember 2008
Ahmad badruddin
PANAS PIKIR
Redup terang cahaya rembulan
Panas piker saat kau urungkan
Memutar fakta
Rintihan masa silam
Padang kerontang
Lupakan mimpi
Meski tungkak menjalar dihati
Tapi kering tiada arti
Gedongan, 24 desember 2008
Ahmad badruddin
KEMBALI
Sungguh ku tak menyangka
Ku temukan cinta ini kembali
Setelah dia mati
Dan pergi dari lubuk hati
Tapi
Akankah ini selamanya
Ataukah hanya sementara
Yang akan menimbulkan luka
Ku harap tidak
Ku ingin ini yang pertama
Dan akhir dari semua kenagan cinta
Kuingin ini yang terahir
Dari kumpulan cinta yang terukir
Ku mohon kepada Mu
Semog engkau memberkahinya
Menuntun kita berdua
Hingga pada ahirnya
Untuk hidup bersama
Untuk selamanya
Tetapi itu nanti
Jika semua telah kumiliki
Jika semua telah kudapati
Arti cinta yang hakiki
Gedongan, 23 oktober 2008
Ahmad badruddin
PERGI
Menelusu ku mencari
Sambil melata menusuri mimpi
Namun sesal yang ku jumpai
Karena diri tak juga temui
Gedongan, 24 desember
Tidak ada komentar:
Posting Komentar