Blem.com: Biografi Imam Muslim

Minggu, Maret 20, 2016

Biografi Imam Muslim




Biografi Imam Muslim[1]
Nama Imam Muslim adalah Muslim bin al Hajjaj bin Muslim bin Kausyaz al-Qusyairi an-Naisaburi. Adapun kuniyah beliau adalah Abdul Husain. Nisbat imam Musli pada Al Qusyairi; merupakan nisbah kepada Qabilah afiliasi beliau, ada yang mengatakan bahwa Al Qusyairi merupakan orang Arab asli, dan ada juga yang berpendapat bahwa nisbah kepada Qusyair merupakan nisbah perwalian saja.  Adapun nisbat An Naisaburi; merupakan nisbah yang di tujukan kepada negri tempat beliau tinggal, yaitu Naisabur. Satu kota besar yang terletak di daerah Khurasan
Adapun mengenai kelahiran imam Bukhori para ulama tidak bisa memastikan tahun kelahiran beliau. Sehingga sebagian mereka ada yang berpendapat bahwa tahun kelahirannya adalah tahun 204 Hijriah, dan ada juga yang berpendapat bahwa kelahiran beliau pada tahun 206 Hijriah.
Sesungguhnya lingkungan tempat tumbuh imam Muslim memberikan peluang yang sangat luas untuk menuntut ilmu yang bermanfa’at. Karena Naisabur merupakan negri hidup yang penuh dengan peninggalan ilmu dari pemilik syari’at. Semua itu terjadi karena banyaknya orang-orang yang sibuk untuk memperoleh ilmu dan mentransfer ilmu, maka besar kemungkinan bagi orang yang terlahir di lingkungan masyarakat seperti ini akan tumbuh dengan ilmu juga. Adanya kesempatan yang terpampang luas di hadapan Imam Muslim kecil untuk memetik dari buah-buah ilmu syariat tidak di sia-siakannya.
Beliau mendengar hadis di negrinya tinggal pada tahun 218 Hijriah dari gurunya Yahya bin Yahya At Tamimi, pada saat itu umurnya menginjak empat belas tahun. Disamping itu, beliau juga orang tuanya serta keluarganya mempunyai andil dalam memotifasinya untuk menuntut ilmu. Para ulama telah menceritakan bahwa orang tuanya, Al Hajaj adalah dari kalangan masyayikh, yaitu termasuk dari kalangan orang yang memperhatikan ilmu dan berusaha untuk memperolehnya.
Muslim mempunyai kesempatan untuk mengadakan perjalanan hajinya pada tahun 220 Hijriah. Pada saat keluar itu beliau mendengar hadis dari beberapa ahli hadis, kemubeliaun beliau segera kembali ke negrinya Naisabur.
Rihlah dalam rangka menuntut hadis merupakan syi’ar ahlul hadis pada abad-abad pertama, karena terpencarnya para pengusung sunnah dan atsar di berbagai belahan negri Islam yang sangat luas. Maka Imam Muslim pun tidak ketinggalan dengan meniti jalan pakar disiplin ilmu ini, dan beliau pun tidak ketinggalan dalam ambil bagian, karena dalam sejarah beliau tertulis rihlah ilmiahnya, beliauntaranya;
Rihlah pertama; rihlah beliau untuk menunaikan ibadah haji pada tahun 220 hijriah, pada saat beliau masih muda beliau, pada saat itu beliau berjumpa dengan gurunya yaitu Abdullah bin Maslamah al Qa’nabi di Makkah dan mendengar hadis darinya. Sebagaimana beliau juga mendengar hadis dari Ahmad bin Yunus dan beberapa ulama hadis yang lainnya ketika di tengah perjalanan di daerah Kufah. Kemudian kembali lagi ke negrinya dan tidak memperpanjang rihlahnya pada saat itu.
Rihlah kedua; rihlah kedua ini begitu panjang dan lebih menjelajah ke negri Islam lainnya. Rihlah ini di mulai sebelum tahun 230 Hijriah. Beliau berkeliling dan memperbanyak mendengar hadis. Sehingga beliau mendengar dari bayak ahli hadis. Inilah yang mengantarkan beliau kepada derajat seorang imam dan kemajuan di bidang ilmu hadis.
            Adapun negeri yang pernah dijelajahinya dalammenuntut ilmu adalah Khurasan dan daerah sekitarnya, Ar Ray, Kufah, Bashrah Baghdad, Makkah, Madinah, Asy Syam serta Mesir.
Perjalanan ilmiah yang dilakukan imam Muslim menyebabkan dirinya mempunyai banyak guru dari kalangan ahlul hadis. Al Hafizh Adz Dzahabi telah menghitung jumlah guru yang beliau ambil riwayatnya oleh imam Muslim dan dicantumkan di dalam kitab shahihnya berjumlah 220 orang. serta masih ada lagi selain mereka yang tidak di cantumkan di dalam kitab shahihnya
Adapun guru-guru beliau yang paling banyak meriwayatkan hadis kepadanya adalah: Abdullah bin Maslamah Al Qa’nabi (guru beliau yang paling tua), Al Imam Muhammad bin Isma’il Al Bukhari, Al Imam Ahmad bin Hambal, Al Imam Ishaq bin Rahuyah al Faqih al Mujtahid Al Hafizh, Yahya bin Ma’in, imam jarhu wa ta’dil, Ishaq bin Manshur al Kausaj, Abu Bakar bin Abi Syaibah, penulis buku al Mushannaf, Abdullah bin Abdurrahman Ad Darimi, Abu Kuraib Muhammad bin Al ‘Alaa`, Muhammad bin Abdullah bin Numair, Abd bin Hamid.
Al Imam Muslim sibuk menyebarkan ilmunya di negrinya dan negri-negri Islam lainnya, baik dengan pena maupun dengan lisannya, maka beliau pun tidak terlepas untuk mendektekan hadis dan meriwayatkannya, sehingga banyak sekali para penuntut ilmu mengambil ilmu dari beliau. diantara murid-murid beliau adalah: Muhammad bin Abdul wahhab al Farra`, Abu Hatim Muhammad bin Idris ar Razi, Abu Bakar Muhammad bin An Nadlr bin Salamah al Jarudi, Ali bin Al Husain bin al Junaid ar Razi, Shalih bin Muhammad Jazrah, Abu Isa at Tirmidzi, Ibrahim bin Abu Thalib, Ahmad bin Salamah An Naisaburi, Abu Bakar bin Khuzaimah, Makki bin ‘Abdan, Abdurrahman bin Abu Hatim ar Razi, Abu Hamid Ahmad bin Muhammad bin Asy Syarqi, Abu Awanah al-Isfarayini, Ibrahim bin Muhammad bin Sufyan al Faqih az Zahid.
Persaksian para ulama terhadap beliau
1.      Ishak bin Mansur al Kausaj pernah berkata kepada imam Muslim: “sekali-kali kami tidak akan kehilangan kebaikan selama Allah menetapkan engkau bagi kaum muslimin.”
2.      Muhammad bin Basysyar Bundar berkata; “huffazh dunia itu ada empat; Abu Zur’ah di ar Ray, Muslim di An Naisabur, Abdullah Ad Darimi di Samarkand, dan Muhammad bin Isma’il di Bukhara.”
3.      Muhammad bin Abdul Wahhab Al Farra` berkata; “(Muslim) merupakan ulama manusia, lumbung ilmu, dan aku tidak mengetahuinya kecuali kebaikan.”
4.      Ahmad bin Salamah An Naisaburi menuturkan; “Saya melihat Abu Zur’ah dan Abu Hatim selalu mengutamakan Muslim bin al-Hajjaj dalam perkara hadis shahih ketimbang para masyayikh zaman keduanya.
5.      Ibnu Abi Hatim mengatakan: ” Saya menulis hadis darinya di Ray, dan beliau merupakan orang yang tsiqah dari kalangan huffazh, memiliki pengetahuan yang mendalam dalam masalah hadis. Ketika ayahku di Tanya tentang beliau, maka beliau menjawab; (Muslim) Shaduuq.”
6.      Maslamah bin Qasim al Andalusi berkata; ” tsiqah, mempunyai kedudukan yang agung, termasuk dari kalangan para imam.”
7.      Abu Ya’la Al Khalili berkata; “beliau sangat familier sekali untuk di sebutkan keutamaannya.”
8.      Al Khatib Al Baghdadi berkata; “(beliau) merupakan salah seorang a`immah dan penghafal hadis.”
9.      As Sam’ani menuturkan; “termasuk salah seorang imam dunia.”
10.  Ibnul Atsir berkata; “termasuk salah seorang dari para imam penghafal hadis.”
11.  Ibnu Katsir berkata; “termasuk salah seorang dari para imam penghafal hadis.”
12.  Adz Dzahabi berkata; ” Imam besar, hafizh lagi mumpuni, hujah serta orang yang jujur.”

Hasil karya beliau
Imam Muslim mempunyai hasil karya dalam bidang ilmu hadis yang jumlahnya cukup banyak. Di antaranya ada yang sampai kepada kita dan sebagian lagi ada yang tidak sampai. Adapun hasil karya beliau yang sampai kepada kita adalah:  Al Jami’ ash Shahih, Al Kuna wa Al Asma’, Al Munfaridaat wa al wildan, Ath Thabaqaat, Rijalu ‘Urwah bin Az Zubair,At Tamyiz
Sedangkan hasil karya beliau yang tidak sampai kepada kita adalah: Al Musnad al Kabir ‘Ala ar Rijal, Al Jami’ al Kabir, Al ‘Ilal, Al Afraad, Al Aqraan, Su`alaat Muslim, Hadis ‘Amru bin Syu’aib, Al Intifaa’ bi`ahabbi as sibaa’, Masyayikhu Malik, Masyayikhu Ats Tsauri, Masyayikhu Syu’bah, Man laisa lahu illa raawin waahid, Kitab al Mukhadldlramin, Awladu ash shahabah, Dzikru awhaami al Muhadditsin, Afraadu Asy Syamiyyin

Wafatnya beliau
Imam Muslim wafat pada hari Ahad sore, dan dikebumikan di kampung Nasr Abad, salah satu daerah di luar Naisabur, pada hari Senin, 25 Rajab 261 H bertepatan dengan 5 Mei 875. dalam usia beliau 55 tahun.



[1] Lutfi  Fathullah, Kitab 9 Hadis,  (Lidwa Pusaka i-sofware: Jakarta, 2012)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar