Blem.com: Biografi Abu Dawud

Rabu, Juni 05, 2013

Biografi Abu Dawud



Biografi Abu Dawud[1]
Nama Abu Dawud adalah Sulaiman bin al Asy'ats bin Ishaq bin Basyir bin Syadad Al Azadi al-Sijistani. Al-azadi yaitu nisbat kepada Azd yaitu qabilah terkenal yang ada di daerah Yaman. Adapun mengenai nisbat sijistan As Sam'ani mengutip satu pendapat bahwa as-sijistan merupakan nisbah kepada sijistan, yaitu salah suatu daerah terkenal yang terletak di kawasan Kabul. Beliau dilahirkan pada tahun 202 H. Dan wafat pada tahun 275 H. Dalam usia 73 tahun.
Ketika menelisik biografi imam Abu Daud, akan muncul paradigma bahwasanya beliau semenjak kecil memiliki keahlian untuk menimba ilmu yang bermanfaat. Semua itu ditunjang dengan adanya keutamaan yang telah di anugerahkan Allah kepadanya berupa kecerdasan, kepandaian dan kejeniusan, disamping itu juga adanya masyarakat sekelilingnya yang mempunyai andil besar dalam menimba ilmu.
Beliau semenjak kecil memfokuskan diri untuk belajar ilmu hadits, maka kesempatan itu beliau gunakan untuk mendengarkan hadits di negrinya Sijistan dan sekitarnya. Kemubeliaun beliau memulai rihlah ilmiahnya ketika menginjak umur delapan belas tahun. Beliau merupakan sosok ulama yang sering berkeliling mencari hadits ke berbagai belahan negri Islam, banyak mendengar hadits dari berbagai ulama, maka tak heran jika beliau dapat menulis dan menghafal hadits dengan jumlah besar yaitu setengah juta atau bahkan lebih dari itu. Hal  ini merupakan modal besar bagi berbagai karya tulis beliau yang tersebar setelah itu keberbagai pelosok negri islam, dan menjadi sandaran dalam perkembangan keilmuan baik hadits maupun disiplin ilmu lainnya.
Iman Abu Daud adalah salah satu Iman yang sering berkeliling mencari hadits ke negri-negri Islam yang ditempati para Kibarul Muhadditsin, beliau mencontoh para syaikhnya terdahulu dalam rangka menuntut ilmu dan mengejar hadits yang tersebar di berbagai daerah yang berada di dada orang-orang tsiqat dan Amanah. Dengan motivasi dan semangat yang tinggi serta kecintaan beliau sejak kecil terhadap ilmu-ilmu hadits, maka beliau mengadakan perjalanan (Rihlah) dalam  mencari ilmu sebelum genap berusia 18 tahun.
Adapun negri-negri islam yang beliau kunjungi adalah: Irak, Kufah, Bashroh, Syam, Damsyiq, Himsh, Halb, al-Jazirah, Hijaz, Mesir, Khurasan, Ar-Ray, serta Sijistan.


Guru-guru beliau
Diantara guru beliau yang terdapat di dalam sunannya adalah: Ahmad bin Muhammmad bin Hanbal as Syaibani al Bagdadi, Yahya bin Ma'in Abu Zakariya, Ishaq binIbrahin bin Rahuyah abu ya'qub al Hanzhali, Utsman bin Muhammad bin abi Syaibah abu al Hasan al Abasi al Kufi, Muslim bin Ibrahim al Azdi, Abdullah bin Maslamah bin Qa'nab al Qa'nabi al Harits al Madani, Musaddad bin Musarhad bin Musarbal, Musa bin Ismail at Tamimi, Muhammad bin Basar, Zuhair bin Harbi (Abu Khaitsamah), Umar bin Khaththab as Sijistani, Ali bin Al Madini, Ash Shalih abu sarri (Hannad bin sarri), Qutaibah bin Sa'id bin Jamil al Baghlani, Muhammad bin Yahya Adz Dzuhli serta masih banyak yang lainya.
Murid-murid beliau
Adapun diantara murid-murid beliau adalah: Imam Abu 'Isa at Tirmidzi, Imam Nasa'i, Abu Ubaid Al Ajuri, Abu Thayyib Ahmad bin Ibrahim Al Baghdadi (Perawi sunan Abi Daud dari beliau), Abu 'Amru Ahmad bin Ali Al Bashri (perawi kitab sunan dari beliau), Abu Bakar Ahmad bin Muhammad Al Khallal Al Faqih, Isma'il bin Muhammad Ash Shafar, Abu Bakr bin Abi Daud (anak beliau), Zakaria bin Yahya As Saaji, Abu Bakar bin Abi Dunya, Ahmad bin Sulaiman An Najjar (perawi kitab Nasikh wal Mansukh dari beliau), Ali bin Hasan bin Al 'Abd Al Anshari (perawi sunsn dari beliau), Muhammad bin Bakr bin Daasah At Tammaar (perawi sunan dari beliau), Abu 'Ali Muhammad bin Ahmad Al Lu'lu'i (perawi sunan dari beliau), Muhammad bin Ahmad bin Ya'qub Al Matutsi Al Bashri (perawi kitab Al Qadar dari beliau).

Persaksian para ulama terhadap beliau
Banyak sekali pujian dan sanjungan dari tokoh-tokoh terkemuka kalangan imam dan ulama hadits dan disiplin ilmu lainnya yang mengalir kepada imam Abu Daud Rahimahullah, diantaranya adalah:
1.      Abdurrahman bin Abi Hatim berkata : Abu daud Tsiqah
2.      Imam Abu Bakr Al Khallal berkata: Imam Abu Daud adalah imam yang dikedepankan pada  zamannya.
3.      Ibnu Hibban berkata: Abu Daud merupakan salah satu imam dunia dalam bidang ilmu dan fiqih.
4.      Musa bin Harun menuturkan: Abu Daud diciptakan di dunia untuk hadits dan di akhirat untuk Syurga, dan aku tidak melihat seorangpun lebih utama daripada dirinya.
5.      Al Hakim berkata: Abu Daud adalah imam bidang hadits di zamannya tanpa ada keraguan.
6.      Imam Abu Zakaria Yahya bin Syaraf An Nawawi menuturkan: Para ulama telah sepakat memuji Abu Daud dan mensifatinya dengan ilmu yang banyak, kekuatan hafalan, wara', agama (kesholehan) dan kuat pemahamannya dalam hadits dan yang lainnya.
7.      Abu Bakr Ash Shaghani berkata: Hadits dilunakkan bagi Abi Daud sebagaimana besi dilunakkan bagi Nabi Daud.
8.      Adz Dzahabi menuturkan:Abu Daud dengan keimamannya dalam hadits dan ilmu-ilmu yang lainnya,termasuk dari ahli fiqih yang besar,maka kitabnya As Sunan telah jelas menunjukkan hal tersebut.

Sifat kitab sunan Abi Daud
Imam Abu Daud menyusun kitabnya di Baghdad. Prioritas penysusnan kitabnya adalah masalah hukum, jadi kumpulan haditsnya lebih terfokus kepada hadits tentang hukum. Sebagaimana yang di ungkapkan oleh as Suyuthi bahwasannya Abu Daud hanya membatasi dalam bukunya pada hadits-hadits yang berkaitan dengan hukum saja.
Abu Bakar bin Dasah menuturkan; aku mendengar Abu Daud berkata: Aku menulis dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam sebanyak lima ratus ribu hadits, kemubeliaun aku pilah-pilah dari hadits-hadits tersebut dan aku kumpulkan serta aku letakkan dalam kitabku ini sebanyak empat ribu delapan ratus Hadits. Aku sebutkan yang shahih, yang serupa dengannya dan yang mendekati kepada ke shahihan. Cukuplah bagi seseorang untuk menjaga agamanya dengan berpegangan terhadap empat hadits, yaitu; yang pertama;'segala perbuatan harus di sertai dengan niat,' yang kedua; 'indikasi baik islamnya seseorang adalah meninggalkan perkara yang tidak bermanfaat baginya.' Yang ketiga; 'tidaklah seorang mu'min menjadi mu'min yang hakiki, sehingga beliau rela untuk saudaranya sebagaimana beliau rela untuk dirinya sendiri.' Dan yang kelima; 'yang halal itu sudah jelas..'
Hasil karya beliau
            Adapun hasil karya beliau yang sampai kepada kita adalah: As Sunan, Al marasil, Al Masa'il, Ijabaatuhu 'an su'alaati Abi 'Ubaid al Ajuri, Risalatuhu ila ahli Makkah, Tasmiyyatu al Ikhwah alladziina rowaa 'anhum al hadits, Kitab az zuhd
Adapun kitab beliau yang hilang dari peredaran adalah: Ar Radd 'ala ahli al qadar, An Nasikh wal Mansukh,  At Tafarrud, Fadla'ilu al anshar, Musnad Hadits Malik,  Dala'ilu an nubuwwah,  Ad du'aa', Ibtidaa'u al wahyi,  Akhbaru al Khawarij, dan juga Ma'rifatu al awqaat.


[1] Lutfi  Fathullah, Kitab 9 Hadis,  (Lidwa Pusaka i-sofware: Jakarta, 2012)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar