Biografi Abu
Dawud[1]
Nama Abu Dawud adalah Sulaiman bin al Asy'ats bin Ishaq bin Basyir
bin Syadad Al Azadi al-Sijistani. Al-azadi yaitu nisbat kepada Azd yaitu
qabilah terkenal yang ada di daerah Yaman. Adapun mengenai nisbat sijistan As
Sam'ani mengutip satu pendapat bahwa as-sijistan merupakan nisbah kepada
sijistan, yaitu salah suatu daerah terkenal yang terletak di kawasan Kabul.
Beliau dilahirkan pada tahun 202 H. Dan wafat pada tahun 275 H. Dalam usia 73
tahun.
Ketika menelisik biografi imam Abu Daud, akan muncul paradigma
bahwasanya beliau semenjak kecil memiliki keahlian untuk menimba ilmu yang
bermanfaat. Semua itu ditunjang dengan adanya keutamaan yang telah di
anugerahkan Allah kepadanya berupa kecerdasan, kepandaian dan kejeniusan,
disamping itu juga adanya masyarakat sekelilingnya yang mempunyai andil besar
dalam menimba ilmu.
Beliau semenjak kecil memfokuskan diri untuk belajar ilmu hadits,
maka kesempatan itu beliau gunakan untuk mendengarkan hadits di negrinya
Sijistan dan sekitarnya. Kemubeliaun beliau memulai rihlah ilmiahnya ketika
menginjak umur delapan belas tahun. Beliau merupakan sosok ulama yang sering
berkeliling mencari hadits ke berbagai belahan negri Islam, banyak mendengar
hadits dari berbagai ulama, maka tak heran jika beliau dapat menulis dan
menghafal hadits dengan jumlah besar yaitu setengah juta atau bahkan lebih dari
itu. Hal ini merupakan modal besar bagi
berbagai karya tulis beliau yang tersebar setelah itu keberbagai pelosok negri islam,
dan menjadi sandaran dalam perkembangan keilmuan baik hadits maupun disiplin
ilmu lainnya.
Iman Abu Daud adalah salah satu Iman yang sering berkeliling
mencari hadits ke negri-negri Islam yang ditempati para Kibarul Muhadditsin,
beliau mencontoh para syaikhnya terdahulu dalam rangka menuntut ilmu dan
mengejar hadits yang tersebar di berbagai daerah yang berada di dada
orang-orang tsiqat dan Amanah. Dengan motivasi dan semangat yang tinggi serta
kecintaan beliau sejak kecil terhadap ilmu-ilmu hadits, maka beliau mengadakan
perjalanan (Rihlah) dalam mencari ilmu
sebelum genap berusia 18 tahun.
Adapun negri-negri islam yang beliau kunjungi adalah: Irak, Kufah,
Bashroh, Syam, Damsyiq, Himsh, Halb, al-Jazirah, Hijaz, Mesir, Khurasan,
Ar-Ray, serta Sijistan.
Guru-guru beliau
Diantara guru beliau yang terdapat di dalam sunannya adalah: Ahmad
bin Muhammmad bin Hanbal as Syaibani al Bagdadi, Yahya bin Ma'in Abu Zakariya,
Ishaq binIbrahin bin Rahuyah abu ya'qub al Hanzhali, Utsman bin Muhammad
bin abi Syaibah abu al Hasan al Abasi al Kufi, Muslim bin Ibrahim al Azdi, Abdullah
bin Maslamah bin Qa'nab al Qa'nabi al Harits al Madani, Musaddad bin Musarhad
bin Musarbal, Musa bin Ismail at Tamimi, Muhammad bin Basar, Zuhair bin Harbi
(Abu Khaitsamah), Umar bin Khaththab as Sijistani, Ali bin Al Madini,
Ash Shalih abu sarri (Hannad bin sarri), Qutaibah bin Sa'id bin Jamil al
Baghlani, Muhammad bin Yahya Adz Dzuhli serta masih banyak yang
lainya.
Murid-murid beliau
Adapun diantara murid-murid beliau adalah: Imam Abu 'Isa at
Tirmidzi, Imam Nasa'i, Abu Ubaid Al Ajuri, Abu Thayyib Ahmad bin Ibrahim Al
Baghdadi (Perawi sunan Abi Daud dari beliau), Abu 'Amru Ahmad bin Ali Al Bashri
(perawi kitab sunan dari beliau), Abu Bakar Ahmad bin Muhammad Al Khallal Al
Faqih, Isma'il bin Muhammad Ash Shafar, Abu Bakr bin Abi Daud (anak beliau),
Zakaria bin Yahya As Saaji, Abu Bakar bin Abi Dunya, Ahmad bin Sulaiman An
Najjar (perawi kitab Nasikh wal Mansukh dari beliau), Ali bin Hasan bin Al 'Abd
Al Anshari (perawi sunsn dari beliau), Muhammad bin Bakr bin Daasah At Tammaar
(perawi sunan dari beliau), Abu 'Ali Muhammad bin Ahmad Al Lu'lu'i (perawi
sunan dari beliau), Muhammad bin Ahmad bin Ya'qub Al Matutsi Al Bashri (perawi
kitab Al Qadar dari beliau).
Persaksian para ulama terhadap beliau
Banyak sekali pujian dan sanjungan dari tokoh-tokoh terkemuka
kalangan imam dan ulama hadits dan disiplin ilmu lainnya yang mengalir kepada
imam Abu Daud Rahimahullah, diantaranya adalah:
1.
Abdurrahman
bin Abi Hatim berkata : Abu daud Tsiqah
2.
Imam
Abu Bakr Al Khallal berkata: Imam Abu Daud adalah imam yang dikedepankan
pada zamannya.
3.
Ibnu
Hibban berkata: Abu Daud merupakan salah satu imam dunia dalam bidang ilmu dan
fiqih.
4.
Musa
bin Harun menuturkan: Abu Daud diciptakan di dunia untuk hadits dan di akhirat
untuk Syurga, dan aku tidak melihat seorangpun lebih utama daripada dirinya.
5.
Al
Hakim berkata: Abu Daud adalah imam bidang hadits di zamannya tanpa ada
keraguan.
6.
Imam
Abu Zakaria Yahya bin Syaraf An Nawawi menuturkan: Para ulama telah sepakat
memuji Abu Daud dan mensifatinya dengan ilmu yang banyak, kekuatan hafalan,
wara', agama (kesholehan) dan kuat pemahamannya dalam hadits dan yang lainnya.
7.
Abu
Bakr Ash Shaghani berkata: Hadits dilunakkan bagi Abi Daud sebagaimana besi
dilunakkan bagi Nabi Daud.
8.
Adz
Dzahabi menuturkan:Abu Daud dengan keimamannya dalam hadits dan ilmu-ilmu yang
lainnya,termasuk dari ahli fiqih yang besar,maka kitabnya As Sunan telah jelas
menunjukkan hal tersebut.
Sifat kitab sunan Abi Daud
Imam Abu Daud menyusun kitabnya di Baghdad. Prioritas penysusnan
kitabnya adalah masalah hukum, jadi kumpulan haditsnya lebih terfokus kepada
hadits tentang hukum. Sebagaimana yang di ungkapkan oleh as Suyuthi bahwasannya
Abu Daud hanya membatasi dalam bukunya pada hadits-hadits yang berkaitan dengan
hukum saja.
Abu Bakar bin Dasah menuturkan; aku mendengar Abu Daud berkata: Aku
menulis dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam sebanyak lima ratus ribu
hadits, kemubeliaun aku pilah-pilah dari hadits-hadits tersebut dan aku
kumpulkan serta aku letakkan dalam kitabku ini sebanyak empat ribu delapan
ratus Hadits. Aku sebutkan yang shahih, yang serupa dengannya dan yang
mendekati kepada ke shahihan. Cukuplah bagi seseorang untuk menjaga agamanya
dengan berpegangan terhadap empat hadits, yaitu; yang pertama;'segala perbuatan
harus di sertai dengan niat,' yang kedua; 'indikasi baik islamnya seseorang
adalah meninggalkan perkara yang tidak bermanfaat baginya.' Yang ketiga;
'tidaklah seorang mu'min menjadi mu'min yang hakiki, sehingga beliau rela untuk
saudaranya sebagaimana beliau rela untuk dirinya sendiri.' Dan yang kelima;
'yang halal itu sudah jelas..'
Hasil karya beliau
Adapun hasil karya beliau yang sampai kepada kita adalah: As
Sunan, Al marasil, Al Masa'il, Ijabaatuhu 'an su'alaati Abi 'Ubaid al Ajuri,
Risalatuhu ila ahli Makkah, Tasmiyyatu al Ikhwah alladziina rowaa 'anhum al
hadits, Kitab az zuhd
Adapun kitab beliau yang hilang dari peredaran adalah: Ar Radd
'ala ahli al qadar, An Nasikh wal Mansukh,
At Tafarrud, Fadla'ilu al anshar, Musnad Hadits Malik, Dala'ilu an nubuwwah, Ad du'aa', Ibtidaa'u al wahyi, Akhbaru al Khawarij, dan juga Ma'rifatu
al awqaat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar