Blem.com

Selasa, Januari 28, 2020

Nahkoda Baru GP. Ansor Pagerbarang


AKHIR PERJALANAN KONFERANCAB

Konferensi Anak Cabang (Konferancab) merupakan kegiatan dalam rangka pemilihan ketua gerakan pemuda Ansor yang baru. Kegiatan ini dilaksanakan setelah habis masa bhakti pengurus Ansor sebelumnya. Kegiatan yang dilaksanakan di tingkat kecamatan ini baru saja digelar oleh Pimpinan Anak Cabang Gerakan Pemuda Ansor Pagerbarang kabupaten Tegal.
Hadir dalam kegiatan tersebut jajaran Forkompincam diantaranya Kapolsek Pagerbarang dan Danramil. Tidak ketinggalan pula jajaran MWC NU Pagerbarang yaitu Ustadz Abdul Ghony Hafidz selaku tanfidziyah dan KH. Muhtadi selaku Rois Syuriyah serta Pembina GP. Ansor sekaligus anggota dewan kabupaten Tegal Drs. Akhmad Sayuti.
Kegiatan yang dilaksanakan pada tanggal 26 Januari 2020 ini dihadiri pula oleh seluruh ranting yang ada di 13 desa se-kecamatan Pagerbarang.
Dalam sambutannya, Badrun selaku ketua panitia menyampaikan bahwa kegiatan Konferancab kali ini dilaksanakan dengan meriah akan tetapi penuh dengan kedamaian. Hal ini karena adanya komitmen bersama untuk menjadikan momen konferancab ini sebagaian momen perbedaan. Akan tetapi kesamaan maksud dan tujuan yaitu membangun GP. Ansor Pagerbarang menjadi lebih baik lagi.
Roisy Syuriah MWC NU kecamatan Pagerbarang mengatakan bahwa jabatan merupakan amanat yang harus dipertanggungjawabkan. Oleh karenanya beliau berpesan kepada siapapun yang memperoleh amanat itu agar memegangnya dengan menjalankan roda organisasi GP. Ansor. “Jabatan adalah amanat, maka gunakanlah amanat itu untuk membesarkan organisasi GP. Ansor di Pagerbarang”
Sejalan dengan hal tersebut, ada apresiasi yang disampaikan oleh Kapolsek Pagerbarang yang mengatakan bahwa peran GP. Ansor dalam masyarakat dalam menjaga keamanan sangatlah terbukti nyata. Hal ini terbukti dengan pengamanan yang dilakukan oleh sahabat-sahabat Banser dalam setiap momen kegiatan baik tingkat desa ataupun tingkat kecamatan. Sehingga dengan kerjasama yang baik ini Kepolisian Sektor Pagerbarang merasa sangat terbantu.
Sambutan positif juga disampaikan oleh Danramil Pagerbarang yang sangat mengapresiasi kegiatan tersebut, serta meniitpkan pesan agar Ansor selalu berkordinasi dengan baik, agar tercipta keselarasan dalam kehidupan bermasyarakat hususnya d Pagerbarang.
Kegiatan yang dilaksanakan di pendopo kecamatan Pagerbarang ini juga dihadiri oleh PC. GP. Ansor Kabupaten Tegal yang langsung memimpin jalannya pemilihan ketua pimpinan anak cabang GP. Ansor Pagerbarang. Dalam sambutannya ia mengharapkan bahwa pemilihan ketua Ansor di tingkat kecamatan ini berjalan dengan kondusif. Sehingga votting dalam kegiatan tersebut agar bisa dihindari. Hal ini dikarenakan agar tidak terjadi perbedaan pendapat serta gesekan antar kedua calon serta para pendukungnya.
Sebelum proses pemilihan ketua dilaksanakan terlebih dahulu diadakan penyampaian vivi misi oleh kedua calon. Akhmad Kartono menyampaikan vivi misi untk pertama kalinya. Disususl kemudian oleh sahabat Abdul Kholis yang dengan tegas mengaprsiasi vivi misi yang disampaikan oleh sahabat Kartono. Bahkan dengan sangat tegas beliau mengatakan bahwa dirinya siap dipimpin oleh Akhmad Kartono pada periode 2020-2022. Bahkan dengan penuh gembira ia menyampaikan permohonan maaf kepada para pendukungnya atas sikap yang ia pilih. Dengan mengatakan semoga tidak ada yang kecewa dengan dengan pilihan saya. Hal ini otomatis disambut dengan tepuk tangan dan gelak tawa para hadirin.
Dengan demikian, maka secara otomatis sahabat Akhmad Kartono terpilih menjadi nahkoda yang baru bagi Ansor di Kecamatan Pagerbarang. (Blem).

Rabu, Juli 25, 2018

Inilah Kalimat Cinta Dari Allah


Sebagai hamba yang penuh dengan kekurangan, manusia diajarkan oleh Allah melalui nabiNya senantiasa bertobat. Taubat yang berarti menyesal dan mengakui kesalahan yang telah dilakukan. Serta berjanji tidak akan mengulangi. Oleh karenanya nabi Muhammada saw. Mengajarkan agar manusia lebih banyak beristihfar. Yaitu astaghfirullahal adzim.  Kalimat ini berarti juga pengakuan terhadap apa yang ia lakukan.

Baca Juga: Macam-macam Cinta
                  Cara Memilih Teman

Dalam beberapa hadisnya, nabi Muhammad mengajarkan agar manusia lebih banyak melakukan istighfar ini meskipun tanpa didahului melakukan kesalahan. Sebab pada dasarnya manusia adalah tempatnya salah dan dosa. Ia tidak tahu kapan ia berbuat dosa. Sebab terkadang ia melakukan tanpa menyadari bahwa yang dilakukannya adalah perebuatan salah.

Adanya sifat manusia yang salah ini bukti bahwa Allah akan memberikan ganjaran yang berbeda di akhirat kelak. Kepada hambaNy yang rajin melakukan ibadah, Ia menjanjikan surge. Sebaliknya, bagi hamba yang membangkang terhadap perintahNya akan diberi olehNa neraka.

Disini peran keimanan sangat menentukan terhadap tingkah laku  manusia. Bila memiliki iman yang kuat, apa yang dilakukannya pun akan baik.  Oleh karenanya Allah memberikan pertolongan terhadap hambaNya dengan memberikan empat kalimat yang terkandung di dalam basmalah. Atau yang sering dilafadzkan “bismillahirrahmaanirrahiim” yang dalam bahasa Indonseia diartikan “dengan menyebut nama Allah yang maha pemurah lagi maha penyayang”.

Perlu diketahui bahwa kalimat bismillahirrahmaanirrahiim memiliki empat kata. Yaitu bismi, allaahi, arrahmaani dan arrahiimi. Imam nawawi menjelaskan bahwa keempat kalimat tersebut merupakan pertolongan Allah dari godaan Syetan. Sebab syetan berkata “ Aku akan mendatangi Bani Adam dari depan dan belakang, dari sebelah kanan dan kiri. Oleh karenanya, Allah menurunkan kalimat ini agar selamat dari syetan yang dating dari empat penjuru.

Kalimat tersebut juga mengisyaratkan kepada manusia bahwa perbuatan maksiat yang dilakukan oleh orang-orang mukmin dilakukan dalam empat keadaan yaitu keadaan sembunyi-sembunyi, terang-terangan, pada waktu malam dan siang hari. Maka dengan kalimat ini Allah jadikan sebagai penebus dosa-dosa.
Dengan demikian, maka membaca basmalah tentu akan mendatangkan manfaat bagi orang mukmin. Dari godaan dan rayuan Syetan. Serta menebus dosa-dosa yang telah ia lakukan.

Dalam sebuah hadis Rasulullah saw pernah bersabda yang artinya :”setiap perkara baik, apabila tidak didahului dengan bacaan basmalah, maka tidak berkah”. Hal ini mengisyaratkan pula bahawa keberkahan suatu pekerjaan akan didapat apabila didahului dengan basmalah. Sebab dengan membacanya, syetan dari empat penjuru tidak akan mengganggunya. Semoga dengan kalimat cinta dari Alah ini kita semua akan mendapatkan perlindungan dariNya. Aamiin.
                      Kunci Meraih Kebahagiaan dan Kesuksesan
                      Hikmah Dibalik Ujian
                      Sifat-sifat Hati

Selasa, Juli 24, 2018

Lowongan CPNS


Menjadi pegawai negeri sipil atau PNS adalah idaman oleh kebanyakan masyarakat Indonesia. Sebab pekerjaan yang satu ini memiliki jaminan hingga hari tua bahkan setelah pensiun. Kerja dengan gaji yang tinggi dan besar ini tentu menjadi incaran oleh banyak orang. Bahkan untuk mendapatkan jabatan tersebut banyak yang rela mengantri, berpanas-panasan, seleksi dengan ribuan orang bahkan membayar berpuluh-puluh juta. Inilah fakta dari fenomena perekrutan CPNS.
Bagaimana hal ini terjadi?
Jawabannya mudah saja sebenarnya. Kemapanan ekonomi adalah target utama. Sebab memiliki gaji besar akan menjadikan taraf hidup manusia akan naik. Sebab, orang kaya akan dihormati daripada orang yang papa. Oleh karenanya menjadi wajar apabila kenyataan ini terjadi
Pertanyaan kemudian adalah, apakah tidak ada pekerjaan lain yang lebih menjanjikan? Banyak sebenarnya. Bahkan yang bergaji melibihi seorang PNS. Seperti halnya pengusaha. Dengan gaji yang unlimitide ia bahkan dapat mengalahkan PNS sekalipun. Nah, persoalananya bukan pada sisi gaji saja yang paling penting. Akan tetapi  banyak orang melihat bahwa memiliki pekerjaan yang santai dan bergaji besar itu lebih didambakan daripada penuh tantangan meskipun bergaji besar.
Nah sekarang akan penulis jelaskan tentang PNS sebenarnya.
Jauh sebelum pemerintah mencanangkan pembukaan penerimaan CPNS, nabi Muhammad saw telah telah memberitahukan kepada segenap manusia bahwa penerimaan CPNS dibuka lebar-lebar. Maksud kami di sini dengan CPNS adalah “Calon Penghuni Negeri Surga”. Sekali lagi “calon penghuni negeri surga”.
Adapun sarat-sarat yang harus dipenuhi adalah sebagai berikut:
1.       Beragama Islam
2.       Patuh terhadap perintah Allah
3.       Menjauhi larangan Allah
4.       Persyaratan tersebut dimasukan dalam bingkai ketaatan dan akan diumumkan pemenangnya langsung oleh Allah.
Info lebih lanjut silahkan menghubungi  42443
Yaiutu:
1.      4 (sholat isya)
2.      2 (sholat shubuh)
3.      4 (sholat dhuhur)
4.      4 (sholat asar)
5.      3 (sholat amghrib)
Demikian info penerimaan CPNS, semoga lolos menjadi PNS sebagiamana anda harapkan

Senin, Juli 23, 2018

Berat Badan Jadi Ukuran Kesalehan

 Ahir-ahir ini dunia medsos diramaikan oleh status-status yang merujuk perkataan ustad kondang Hanan Attaki yang mengatakan bahwa kesalehan seorang istri itu diukur oleh berat badannya. Ukuran berat badan wanita salehah tidak lebih dari 55 kilogram. Hal ini menjadi ramai perbincangan terutama bagi ibu-ibu yang merasa berat badannya melebihi setandar kesalehahan. Bagaimana tidak, hampir rata-rata wanita yang sudah menikah memiliki berat badan yang lebih daripada sebelum menikah. Entah apa yang terjadi, yang jelas dokter yang lebih berkompeten dalam hal ini yang akan menjelaskan. Kalau penulis hanya berharap Semoga ini pertanda bahwa pernikahannya bahagia yah,,, hehhehe


Kembali ke topik pembicaraan. Lalu bagiamanakah idealnya berat badan wanita salehah? Apakah yang memiliki berat badan lebih dari 55 kilogram tidak salehah?

Disini penulis akan menjelaskan sedikit gambaran mengenai berita hoax dan konten-konten tak bersahabat bagi kerukunan. Kok bias? Ya, hal ini terjadi karena belakangan ini sering terjadi benturan antar agama dan aliran kepercayaan yang masalahnya selalu dikaitkan dengan politik. Sehingga panasnya suhu politik melebar ke berbagai aspek keberagaman di bumi nusantara. Sehingga apapun yang sebenarnya menjadi domain agama terkadang diseret menjadi modal penjatuhan dalam perpolitikan. Hal ini sangat wajar. Paska demo berjilid-jilid seakan umat Islam terbagi menjadi dua kubu. Yaitu kubu pro pemerintah dan oposisi. Efek dari suhu politik yang memanas ini adalah terjadinya beberapa isu yang laris manis dijadikan perbincangan antara kelompok dengan mengatasnamakan agama.

Nah sampai disini akan penulis jelaskan kaitanya dengan berat badan sebagai kesalehahan seoran istri.

Pertama: Masih segar di ingatan netizen pidato seorang ketua umum PBNU KH. Said Aqil yang mengatakan bahwa semakin panjang jenggot seseorang semakin gob**k. demikian dalam beberapa kesempatan KH. Said Aqil menyebutkan.

Jika netizen memahami retorika berbicara. Maka bahasa yang disampaikan oleh KH. Said Aqil merupakan bayolan atau guyon. Sebab permasalahan tersebut dikaitkan dengan seseorang yang beranggapan bahwa jenggot menjadi tolak ukur kesalehan seorang muslim. Yang berarti bahwa cirri orang Islam yang saleh dan sesuai tuntunan rasul adalah jenggotnya. Mereka yang berjenggot dipandang lebih nyunnah daripada yang tidak. Hal ini dipertegas dengan hadis nabi yang menyuruh memanjangkan jenggot dan memotong kumis.

Tentu, hadis menjadi rujukan utama adalah wajib. Akan tetapi memahami hadis hanya melalui teksnya inilah yang menjadi persoalan. Sebab hadis memiliki asbabul wurud  atau sebab-sebab munculnya hadis. Yang terkadang memiliki makna yang temporal. Bahkan beberapa hadis dapat disimpulkan menjadi hokum melalui beberapa tahapan diantaranya dengan komparasi berbagai macam hadis serta melihatnya dari berbagai sudut pandang. Satu hadis kadang memiliki arti sendiri ada pula yang memerlukan takwil dan penjelasan dari hadis yang lain.  Dalam hal ini sangat tepat bila dipahami sesuai dengan sebab-sebab munculnya hadis tersebut. Dimana umat Islam sedang berjuang melawan kaum kafir Quraisy yang membangkang. Yaitu dengan cara peperangan. Dimana tanda yang digunakan oleh mereka adalah berkumis tebal dan tidak berjenggot. Oleh karenanya nabi mengutus sahabatnya untuk memotong kumis dan memanjangkan jenggot. Hal ini kaitannya dengan identitas dalam strategi perang. Yaitu agar mudah dikenali mana lawan dan kawan.

Jika hadis nabi yang memerintahkan memanjangkan jenggot dipahami secara leterlek, maka kesimpulannya adalah setiap yang tidak berjenggot berarti tidak menjalankan sunnah nabi.

Dalam hal ini KH. Said Aqil bukan mengkritik jenggotnya, bukan mengkritik hadisnya akan tetapi mengkritik idiologi yang memahami hadis tersebut secara leterlek. Sebab klaim kebenaran dan pemahaman terkait dengan jenggot ini melebar menjadi satu identitas juga di masa sekarang. Dimana akan ada kesimpulan mereka yang berjenggot adalah pengikit sunnah nabi sedangkan yang tidak, berarti tidak melakukan sunnah nabi. Maka, jengot menjadi identitas kelompok.

Sekali lagi, bukan masalah jenggotnya, tapi idiologi orang yang “berjenggot” itulah yang di kritik oleh KH. Said Aqil. Maka, sebagaimana memahami hadis nabi tersebut, menafsirkan bahwa ketua PBNU menganggap goblok orang yang berjenggot secara leterlek juga akan menimbulkan pemahaman yang keliru pula. Sebab secara maknawi kritik tersebut bukan ditujukan kepada jenggotnya, melainkan idiologi kaum berjenggot yang menganggap jenggot adalah kesunnahan sejati.
Sampai di sini, erjadilah perdebatan sengit serta bully an ganas dari mereka yang tidak sepaham dengan ucapan KH. Said Aqil. Anggapan mereka beliau menjelekkan sunnah, dan menganggap bodoh orang yang berjenggot. Padahal sekali lagi, bukan jenggotnya, akan tetapi idiologinya. Maka sebaiknya pahami perkataan tersebut berdasarkan maknanya, bukan teksnya.
Berkaitan dengan ukuran kesalehahan istri diukur dari berat badan juga demikian, jika kita memahami secara leterlek, maka akan timbul pemahaman yang keliru yang berpotensi terhadap penyimpangan dan perdebatan panjang. Sebab, bukan lagi kaitannya dengan ibu-ibu yang beratnya melebihi batas kesalehhan akan tetapi sudah menjadi isu identitas sebagaimana kasus diatas.

Saling serang dan cacian menjadi trend baru apabila muncul dari kelompok yang bersebrangan. Maka trend baru zaman sekarang adalah mencaci dan menghina apa yang menjadi kesalahan pemahaman tanpa tabayyun. Oleh karenanya isu identitas sennatiasa akan terulang dan terulang lagi tanpa ada habisnya.

Maka dari sini dapat disimpulkan bahwa memahami perkataan KH. Said Aqil dan Ustad Hanan Attaki tidak bias dipahami secara leterlek. Melainkan persepsi bahwa itu adalah seni retorika yang memiliki makna dibalik perkataannya. Setidaknya, pahamilah itu sebagai guyonan yang memiliki makna dalam agar tidak memahami kesunnahan diukur dari jenggotnya. Serta asumsi bahwa wanita salehah adalah ia yang sering berpuasa, menahan segala keinginan ngemil yang berlebihan. Hal ini tentu agar berat badannya tidak melebihi batas kesalehan.

Bolehlah kiranya penulis mengajak netizen agar lebih mengedepankan makna bukan uraian retorika agar tidak terjadi salah makna dan bully an yang tak ada gunanya. Wallahu a’lam.

Mengenali Sifat Hati yang Jernih

 Manusia merupakan makhluk Allah yang memiliki dua sifat sekaligus. Baik dan buruk. Adakalanya sifat itu menjadi baik apabila terdorong oleh nurani yang jernih. Kadang pula berlaku buruk bila ternyata bisikan syetan telah menguasai. Hal ini menjadi sunnatullah dan hukum alam. Tidak semua manusia berbuat baik dan tidak pula sebaliknya. Oleh karenanya positif dan negative menjadi menjadi ciri has sebagai makhluk yang diciptakan paling sempurna ini.

Satu hal yang perlu digarisbawahi adalah apabila manusia melakukan hal baik maka sejatinya dari Allah dan apabila ia melakukan hal buruk berarrti itu dating dari hawa nafsunya.

Pertanyaan kemudian adalah, mengapa Allah menciptakan nafsu untuk manusia? Pertama mari kita ulas kembali pelajaran tauhid yang menjelaskan tentang kehendak dan kuasa Allah. Allah sebagai pencipta memiliki hak penuh menjadikan makhluknya dengan bentuk dan sifat baaimanapu. Bisa jadi Allah menciptakan manusia dengan paras yang sempurna. Ditambah dengan kesalehan yang diakui oleh halayak. Atau sebaliknya, menciptakan manusia dengan wujud seadanya serta dengan segala label keburukannya.

Apakah hal ini merupakan contoh ketidak adilan? Bukan. Sebagai landasan dari alas an ini adalah adanya sifat Allah yang Maha Berkehendak atas apa saja yang Dia kehendaki. Manusia merupakan makhluk emah yang digerakkan oleh kuasaNya.

Sebagai kesempurnaan penciptaanNya, Allah jadikan manusia dengan nafsu dan akal. Dengan nafsu, manusia memiliki potensi melakukan hal-hal buruk. Akan tetapi dengan akal Ia ciptakan manusia agar berfikir terhadap apa yang dia perbuat. Apakah hal itu bertentangan dengan ajaranNya atau tidak? Sebagai perangkat dalam kesempurnaan pula Allah mengutus nabi dan rasulNya untuk menyampaikan risalah kepada segenap manusi.

Oleh karenanya, bisa jadi nafsu mengajak melakukan hal buruk, akan tetapi akal sehat berbicara lain. Ia lebih mengedepankan berfikir sehat daripada melakukan hal buruk. Jika ia tetap melakukan hal buruk, berarti hawa nafsu telah mengalahkanNya. Akan tetapi jika yang terjadi adlah sebaliknya, maka berarti akal sehat menuntun untuk melakukan hal-hal yang lebih mulia.

Lalu, bagaimanakah mengetahui suatu hal itu baik atau buruk?
Allah sudah menjelaskan dalam firmanNya “maa kadzaba al fuaadu maa roa” yang jika diterjemahkan bebas berarti hati tidak pernah berbohong atas apa yang ia ketahui. Dengan kata lain, apa yang dikatakan oleh hati merupakan suatu kebenaran.

Dari sini kita bias jabarkan kemudian bahwa didalam diri manusia terdapat segumpal daging yang apabila daging itu baik, maka baiklah seluruh tubuhnya. Apabila daging itu buruk, maka buruk pula seluruh tubuhnya, yaitu hati. Maka, pada dasarnya hati dikelompokkan menjadi dua yaitu: hati yang baik atau yang dalam bahasa arab disebut “fuad” atau hati yang buruk yang disebut dengan hawa nafsu.

Pada saat-saat tertentu, hati menjadi buruk, yaitu apabila telah dikendalikan oleh bisikan syetan. Meskipun dalam waktu yang sama menurut hati terdalam akan menolak apa yang dilakukan oleh hawa nafsu. Maka ini berarti bahwa apa yang dilakukan oleh hati memiliki dua kemungkinan. Yaitu kemungkinan berbuat baik atau sebaliknya. Akan tetapi jika hati memerintahkan hal buruk, maka itu datangnya dari syetan akan tetapi jika ajakannya baik maka itu berarti dari hati yang bening.

Lalu bagaimanakan cara mengetahui apakah suatu hal itu baik atau buruk?
Untuk mengetahui kebaikan, kita gunakan standar dari firman Allah diatas bahwa hati tidak pernah berbohong. Oleh karenanya, apabila melakukan hal baik, maka hati akan menerima dengan baik. Hal ini berarti pula bahwa ia tidak akan menolak. Sehingga yang ia perbuat akan dilakukan dengan tanpa ragu-ragu. Tidak merasa malu atau takut diketahui oleh orang lain.

Sebaliknya, apabila apa yang ia lakukan adalah hal buruk, maka dalam hati kecil akan merasa malu, menunggu sepi, takut diketahui oleh orang lain. Hal ini karena menurut hati yang bening mengatakan bahwa apa yang ia lakukan adalah hal yang buruk.

Sebagia contoh adalah apabila seseorang melakukan sedekah, sholat atau ibadah-ibadah yang lain, ia akan melakukan hal tersebut dengan biasa saja. Tanpa takut aka nada yang melihat atau mengetahuinya. Meskipun ada juga yang sengaja menutupinya akan tetapi perasaan itu didasari agar ibadah yang ia lakukan bias ikhlas dan murni karena Allah. Bukan karena hal itu buruk.

Contoh yang kedua adalah pencuri. Adakah yang berani terang-terangan? Saya yakin tidak. Sebab meskipun dilakukan ditengah-tengah keramaian, dalam hati kecil ia menolak dan ragu untuk melakukannya. Keraguan tersebut ditandai pula dengan malu dan menghindar agar apa yang ia perbuat tidak diketahui oleh orang lain. Sebab jika dikatahui, maka ia akan merasa malu. Karena yang diperbuatnya adalah keburukan.


Berbeda halnya ketika melakukan hal baik dan positif. Hati akan menerima dan tidak ragu akan dilihat oleh siapapun. Maka kesimpulan yang dapat diambil adalah bahwa perbuatan baik pasti akan diterima oleh hati, fikiran dan semua badan. Perbuatan buruk akan dilakukan dengan badan tetapi ditolak oleh hati yang bening. Maka, apabila seseorang melakukan sesuatu dan takut diketahui dan ditolak oleh hati, maka dipastikan hal yang ia lakukan adalah kurang baik. Begitu pula sebaliknya.










Kamis, Maret 22, 2018

JADWAL ACARA DZIKRUL GHOFILIN DI PAGERBARANG

RUN DOWN ACARA MANTAB DZIKRUL GHOFILIN DI PENDOPO KEC. PAGERBARANG TGL 25 MARET 2018:

1. SABTU PAGI/24 Maret 2018 : penataan lokasi acara oleh Panitia Cabang Dan Lokal

2.SABTU MALAM/24 Maret 2018: KH. ZAENUDIN AL HAFIDZ pengasuh Ponpes Ploso Kediri Jawa Timur Beserta Rombongan HAFIDZ Al quran Jam 10 Tiba Di Pendopo Kec.pagerbarang dan Transit Di Rumdin Camat

3.Ahad Pagi/25 Maret 2018:Sholat Subuh Berjamaah Bersama Warga Sekitar Di Dalam Pendopo Kec.pagerbarang

4 . Ahad Pagi/25 Maret 2018: Sarapan Pagi jam 7 selesai Sholat Dhuha

5.Ahad Pagi/25 Maret 2018:Jam 08 Pembukaan Semaan Al quran Langsung Di pimpin oleh KH. Zaenudin Al Hafidz

6.Ahad Siang/25 Maret 2018:Ishoma Jam 12 siang

7.Ahad Siang /25 Maret 2018 :Melanjutkan Semaan Alquran S/d Jam 4 /5 Sore

8.Ahad Sore /25 Maret 2018:Jamaah dari Luar Daerah Mulai Berdatangan jam 4 s/d Sblm Magrib

9.Ahad Mlm /25 Maret 2018: Sholat Magrib Berjamaah dan Pembacaan Aurod Dzikrul Ghofilin Di Lanjut Isya Berjamaah Dan melanjutkan Semaan Al Qur'an S. Addhuha Sampai Selesai dan Di Tutup Dgn Doa Khotmil Quran

10.Ahad Malam /25 Maret 2018 :Selesai Jam 10 malam

Demikian RUN DOWN Acara,  mohon dgn sangat Kpd Seluruh Pengurus NU utk Bersama2 Mensukseskan Acara Tsb,  insya alloh Kec. Pagerbarang berkah Dgn Berkah nya Alquran, Gedung NU nya cpt jadi. Aamiiin

Sabtu, Maret 17, 2018

WAJIB BACA! Hati-Hati Hadis Palsu Puasa Rajab


Ada 2 hal yang harus diperhatikan dalam membahas masalah puasa Rajab. Pertama; Tidak ada riwayat yang benar dari Rasulullah SAW yang melarang puasa Rajab. Kedua; Banyak riwayat-riwayat tentang keutamaan puasa Rajab yang tidak benar dan palsu. Didalam masyarakat kita terdapat 2 kutub ekstrim.
Pertama adalah sekelompok kecil kaum muslimin yang menyuarakan dengan lantang bahwa puasa bulan Rajab adalah bid’ah. Kedua; Sekelompok orang yang biasa melakukan atau menyeru puasa Rajab akan tetapi tidak menyadari telah membawa riwayat-riwayat tidak benar dan palsu. Maka dalam risalah kecil ini kami ingin mencoba menghadirkan riwayat yang benar sekaligus pemahaman para ulama 4 madzhab tentang puasa di bulan Rajab.
Sebenarnya masalah puasa rojab sudah dibahas tuntas oleh ulama-ulama terdahulu dengan jelas dan gamblang. Akan tetapi karena adanya kelompok kecil hamba-hamba Alloh yang biasa MENUDUH BID’AH ORANG LAIN menyuarakan dengan lantang bahwa amalan puasa di bulan Rajab adalah sesuatu yang bid’ah. Dengan Risalah kecil ini mari kita lihat hujjah para ulama tentang puasa bulan Rajab dan mari kita juga lihat perbedaan para ulama di dalam menyikapi hukum puasa di bulan Rajab, yang jelas bulan Rajab adalah termasuk bulan Haram yang ada 4 (Dzulqo’dah, Dzul Hijjah, Muharrom dan Rajab) dan bulan haram ini dimuliakan oleh Alloh SWT sehingga tidak diperkenankan untuk berperang di dalamnya dan masih banyak keutamaan di dalam bulan-bulan haram tersebut khususnya bulan Rajab. Dan di sini kami hanya akan membahas masalah puasa Rajab untuk masalah yang lainya seperti hukum merayakan isro’ mi’roj dan sholat malam di bulan Rajab akan kami hadirkan pada risalah yang berbeda.
Tidak kami pungkiri adanya hadits-hadits dho’if atau palsu (Maudhu’) yang sering dikemukakan oleh sebagian pendukung puasa Rajab. Maka dari itu wajib untuk kami menjelaskan agar jangan sampai ada yang membawa hadits-hadits palsu biarpun untuk kebaikan seperti memacu orang untuk beribadah hukumnya adalah HARAM dan DOSA besar sebagaimana ancaman Rosulullah SAW dalam hadits yang diriwayatkan oleh Imam Bukhori dan Imam Muslim:
مَنْ كَذَبَ عَلَيَّ مُتَعَمِّدًا فَلْيَتَبَوَّءْ مَقْعَدَهُ مِنَ النَّارِ
Artinya : “Barang siapa sengaja berbohong atas namaku maka hendaknya mempersiapkan diri untuk menempati neraka”.
Dan perlu diketauhi bahwa dengan banyaknya hadits-hadits palsu tentang keutamaan puasa Rajab itu bukan berarti tidak ada hadist yang benar yang membicarakan tentang keutamaannya bulan Rajab.
  1. Dalil-dalil tentang puasa Rojab
  • Dalil-dalil tentang puasa Secara umum
Himbauan secara umum untuk memperbanyak puasa kecuali di hari-hari yang diharamkan yang 5 dan bulan Rajab adalah bukan termasuk hari-hari yang diharamkan. Dan juga anjuran-anjuran memperbanyak di hari-hari seperti puasa hari senin, puasa hari kamis, puasa hari-hari putih, puasa Daud dan lain-lain yang itu semua bisa dilakukan , dan puasa tersebut tetap dianjurkan walaupun di bulan Rajab. Berikut ini adalah riwayat-riwayat tentang keutamaan puasa. Hadits Yang diriwayatkan oleh Imam Bukhori No.5472:
كُلُّ عَمَلِ ابْن أَدَمَ لَهُ إِلاَّ الصِّيَامُ وَأَنَا أَجْزِيْ بِهِ
“Semua amal anak adam (pahalanya) untuknya kecuali puasa maka aku langsung yang membalasnya”
Imam Muslim No.1942:
لَخُلُوْفُ فَمِ الصَّائِمِ أَطْيَبُ عِنْدَ اللهِ مِنْ رِيْحِ الْمِسْكِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ
“Bau mulutnya orang yang berpuasa itu lebih wangi dari misik menurut Allah kelak di hari qiamat”
Yang dimaksud Alloh akan membalasnya sendiri adalah pahala puasa tidak terbatas hitungan tidak seperti pahala ibadah sholat jama’ah dengan keutamaan sholat jama’ah 27 derajat atau ibadah selain yang 1 kebaikkan dilipatgandakan menjadi 10 kebaikkan.
Hadits yang diriwayatkan Imam Bukhori No.1063 dan Imam Muslim No.1969:
إِنَّ أَحَبَّ الصِّيَامِ إِلَى اللهِ صِيَامُ دَاوُدَ كَانَ يَصُوْمُ يَوْمًا وَ يُفْطِرُ يَوْمًا
“Sesungguhnya paling utamanya puasa adalah puasa saudaraku Nabi Daud, beliau sehari puasa dan sehari buka”
  • Dalil-dalil puasa Rajab secara khusus
  1. Hadits yang diriwayatkan Imam Muslim
أَنَّ عُثْمَانَ بْنَ حَكِيْمٍ اْلأَنْصَارِيِّ قَالَ: ” سَأَلْتُ سَعِيْدَ بْنَ جُبَيْرٍعَنْ صَوْمِ رَجَبَ ؟ وَنَحْنُ يَوْمَئِذٍ فِيْ رَجَبَ فَقَالَ سَمِعْتُ ابْنَ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا يَقُوْلُ كَانَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَصُوْمُ حَتَّى نَقُوْلَ لاَ يُفْطِرُ، وَيُفْطِرُ حَتَّى نَقُوْلَ لاَ يَصُوْمُ
“Sesungguhnya Ustman Ibn Hakim Al-Anshori, berkata: “Aku bertanya kepada Sa’id Ibn Jubair tentang puasa di bulan Rajab dan ketika itu kami memang di bulan Rajab”, maka Sa’id menjawab: “Aku mendengar Ibnu ‘Abbas berkata: “Nabi Muhammad SAW berpuasa (di bulan Rajab) hingga kami katakan beliau tidak pernah berbuka di bulan Rajab, dan beliau juga pernah berbuka di bulan Rajab, hingga kami katakan beliau tidak berpuasa di bulan Rajab.”
Dari riwayat tersebut di atas bisa dipahami bahwa Nabi SAW pernah berpuasa di bulan Rajab dengan utuh, dan Nabi-pun pernah tidak berpuasa dengan utuh. Artinya di saat Nabi SAW meninggalkan puasa di bulan Rajab itu menunjukan bahwa puasa di bulan Rajab bukanlah sesuatu yang wajib . Begitulah yang dipahami para ulama tentang amalan Nabi SAW, jika Nabi melakukan satu amalan kemudian Nabi meninggalkannya itu menunjukan amalan itu bukan suatu yang wajib, dan hukum mengamalkannya adalah sunnah.
  1. Hadist yang diriwayatkan oleh Imam Abu Daud dan Imam Ibnu Majah
عَنْ مُجِيْبَةَ الْبَاهِلِيَّةِ عَنْ أَبِيْهَا أَوْ عَمِّهَا أَنَّهُ :أَتَى رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ثُُمَّ انْطَلَقَ فَأَتَاهُ بَعْدَ سَنَةٍ وَقَدْ تَغَيَّرَتْ حَالَتُهُ وَهَيْئَتُهُ فَقَالَ يَا رَسُوْلَ اللهِ أَمَا تَعْرِفُنِيْ. قَالَ وَمَنْ أَنْتَ قَالَ أَنَا الْبَاهِلِيِّ الَّذِيْ جِئْتُكَ عَامَ اْلأَوَّلِ قَالَ فَمَا غَيَّرَكَ وَقَدْ كُنْتَ حَسَنَ الْهَيْئَةِ قَالَ مَا أَكَلْتُ طَعَامًا إِلاَّ بِلَيْلٍ مُنْذُ فَارَقْتُكَ فَقَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لِمَ عَذَّبْتَ نَفْسَكَ. ثُمَّ قَالَ صُمْ شَهْرَ الصَّبْرِ وَيَوْمًا مِنْ كُلِّ شَهْرٍ قَالَ زِدْنِيْ فَإِنَّ بِيْ قُوَّةً قَالَ صُمْ يَوْمَيْنِ قَالَ زِدْنِيْ قَالَ صُمْ ثَلاَثَةَ أَيَّامٍ قَالَ زِدْنِيْ قَالَ صُمْ مِنْ الْحُرُمِ وَاتْرُكْ صُمْ مِنَ الْحُرُمِ وَاتْرُكْ صُمْ مِنَ الْحُرُمِ وَاتْرُكْ وَقَالَ بِأَصَابِعِهِ الثَّلاَثَةِ فَضَمَّهَا ثُمَّ أَرْسَلَهَا. رواه أبو داود 2/322
“Dari Mujibah Al-Bahiliah dari ayahnya atau pamannya sesungguhnya ia (ayah atau paman) datang kepada Rasulullah SAW kemudian berpisah dan kemudian dating lagi kepada rasulullah setelah setahun dalam keadaan tubuh yang berubah (kurus), dia berkata : Yaa Rasululallah apakah engkau tidak mengenalku? Rasulullah SAW menjawab : siapa engkau? Dia pun berkata : Aku Al-Bahili yang pernah menemuimu setahun yang lalu. Rasulullah SAW bertanya : apa yang membuatmu berubah sedangkan dulu keadaanmu baik-baik saja (segar-bugar), ia menjawab : aku tidak makan kecuali pada malam hari
(yakni berpuasa) semenjak berpisah denganmu, maka Rasulullah SAW bersabda : mengapa engkau menyiksa dirimu, berpuasalah di bulan sabar dan sehari di setiap bulan, lalu ia berkata : tambah lagi (yaa Rasulallah) sesungguhnya aku masih kuat. Rasulullah SAW berkata : berpuasalah 2 hari (setiap bulan), dia pun berkata : tambah lagi ya Rasulalloh. Rasulullah SAW berkata : berpuasalah 3 hari (setiap bulan), ia pun berkata: tambah lagi (Yaa Rasulallah), Rasulullah SAW bersabda : jika engkau menghendaki berpuasalah engkau di bulan-bulan haram (Rajab, Dzul Qo’dah, Dzul Hijjah dan Muharrom) dan jika engkau menghendaki maka tinggalkanlah, beliau mengatakan hal itu tiga kali sambil menggemgam 3 jarinya kemudian membukanya.
Imam nawawi menjelaskan hadits tersebut.
قَوْلُهُ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : ” صُمْ مِنَ الْحُرُمِ وَاتْرُكْإنما أمره بالترك ; لأنه كان يشق عليه إكثار الصوم كما ذكره في أول الحديث . فأما من لم يشق عليه فصوم جميعها فضيلة . المجموع 6/439
“Sabda Rasulullah SAW :
صم من الحرم واترك
“Berpuasalah di bulan haram kemudian tinggalkanlah”
Sesungguhnya nabi saw memerintahkan berbuka kepadaorang tersebut karena dipandang puasa terus- menerus akan memberatkannya dan menjadikan fisiknya berubah. Adapun bagi orang yang tidak merasa berat untuk melakukan puasa, maka berpuasa dibulan Rajab seutuhnya adalah sebuah keutamaan. Majmu’ Syarh Muhadzdzab juz 6 hal. 439
  1. Hadits riwayat Usamah Bin Zaid
قال قلت : يا رسول الله لم أرك تصوم شهرا من الشهور ما تصوم من شعبان قال ذلك شهر يغفل الناس عنه بين رجب ورمضان وهو شهر ترفع فيه الأعمال إلى رب العالمين وأحب أن يرفع عملي وأنا صائم. رواه النسائي 4/201
“Aku berkata kepada Rasulullah : Yaa Rasulallah aku tidak pernah melihatmu berpuasa sebagaimana engkau berpuasa di bulan Sya’ban. Rasulullah SAW menjawab : bulan sya’ban itu adalah bulan yang dilalaikan di antara bulan Rajab dan Ramadhan, dan bulan sya’ban adalah bulan diangkatnya amal-amal kepada Allah SWT dan aku ingin amalku diangkat dalam keadaaan aku berpuasa”. HR. Imam An-Nasa’I Juz 4 Hal. 201
Imam Syaukani menjelaskan
ظاهر قوله في حديث أسامة : ” إن شعبان شهر يغفل عنه الناس بين رجب ورمضان أنه يستحب صوم رجب ; لأن الظاهر أن المراد أنهم يغفلون عن تعظيم شعبان بالصوم كما يعظمون رمضان ورجبا به . نيل الأوطار 4/291
Secara tersurat yang dipahami dari hadits yang diriwayatkan oleh Usamah, Rasulullah SAW bersabda:
“Sesungguhnya Sya’ban adalah bulan yang sering dilalaikan manusia di antara Rajab dan Ramadhan” ini menunjukkan bahwa puasa Rajab adalah sunnah sebab bisa difahami dengan jelas dari sabda Nabi Saw bahwa mereka lalai dari mengagungkan sya’ban dengan berpuasa karena mereka sibuk mengagungkan ramadhan dan Rajab dengan berpuasa”. Naylul Author juz 4 hal 291
  1. Kesimpulan
Dari penjelasan dari ulama empat madhab sangat jelas bahwa puasa bulan Rojab adalah sunnah hanya menurut madhab imam Ahmad saja yang makruh. Dan ternyata kemakruhan puasa Rajab menurut madhab Imam Hanbali itu pun jika dilakukan sebulan penuh adapun kalau dibolongi satu hari saja maka kemakruhannya sudah hilang atau bisa disambung dengan sehari saja sebelum atau sesudah Rajab. Dan mereka tidak mengatakan Bid’ah sebagaimana yang marak akhir-akhir ini disuarakan oleh kelompok orang dengan menyebar selebaran, siaran radio atau internet .
Wallohu a’lam bishshowab
Harap disebarkan, sebab Rasulullah SAW bersabda yang artinya :
“Barang siapa yang menunjukkan suatu kebaikan maka ia akan mendapatkan pahala yang sama dengan orang yang melakukannya”. HR. Imam Muslim

Oleh : OLEH : BUYA YAHYA
Pengasuh Lembaga Pengembangan Dakwah Al-Bahjah Cirebon